satu berita dibawa angin malam ke pekarangan rumahku,
kabar tentangmu, tentangnya, dan sesosok janin bakal anakmu
haruskah tersenyumkah aku? atau malah harus kucibirkan bibirku?
aku tidak tau, karena sampai detik jariku melekat di kanvas ini pun aku masih saja menimbang-nimbang peran apa yang sebaiknya kulakonkan
:yang pasti rinduku mati dibakar pahit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar