03 September 2002

Layakkah samudera iri kepada purnama yang memilih mengagungkan malam jalang dengan kemilau gemilang yang bertubi-tubi?
Sedang lautan saat itu terlalu gelisah merangkai syair-syair puitis didebur tepian karang...


Saat bulan bulat menyerahkan segenap sinarnya laksana kehangatan ibu yang mendongengi semesta terlelap.
Menarilah bintang-bintang! awanpun rela menyingkir tafakur takjub...
Adalah saat lautan membadai tak berujung pangkal hempasi pantai lalu habis dilindas butiran pasir....


Lautan hanyalah titik titik air, desah murung angin, kadang gulungan ombak yang mencari-cari rumah, sering hanyalah kumparan suara yang menyanyikan kesepian dalam nada monoton...
Menerawangi bulan yang indah bertahta di angkasa dengan kesetiaan pada malam berjuta-juta abad !! Tundukkan kepala malulah dewa dewi pemuja cinta.....


Dan samudera hanyalah hamparan persinggahan pelabuhan yang merenungi rembulan yang terpeta terpatah-patah diayunan ombak kecil.....


Tidak ada komentar: