Aku menaruh benci pada malam,
Sebab pada jelaga pekat nya masih bintang-bintang setia ada
dan bulan berbeda-beda sedia meronai warna keperakan.
Angkasa raya yang terlalu gemilang saat malam melenggak turun
bersamaan dengan lampu neon, garis-garis cahaya yang membelah bumi bagai warna pelangi indah sejuta kali di malam hari.
Juga gelak tawa tiap sudut kota, dentingan gelas bir, pelacur yang laku, orang gila yang damai dalam lelapnya.
Sempurna....
Aku menaruh marah pada malam,
Sebab kelam adalah kabut yang mengikat jiwa ini
Menghempas keras saat aku telah terbang sejengkal dari tanah.
Sepi ini, menggigit-gigit.
Dan dingin betah berseliweran, tak reda walau dada ini adalah bara!
Aku benci saat senja harus lenyap dari hari.
Sebaiknya kubunuh saja malam hingga berdarah-darah hingga purnama retak tak lagi menyerakkan cahaya !
Biar saja hanya hitam yang menjarahi malam...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar