mereka bicara tentang cinta ..
dan aku masih saja setia dengan luka
kurang beruntungkah aku?
mereka bicara tentang kerinduan ..
dan aku masih saja mengoceh tentang sepi
aku kah yang harus diam?
mereka bicara tentang pujaan jiwa
dan aku akan tetap mendengungkan derita
benarkah ini aku?
mereka bicara tentang matahari
dan aku melagukan kematian ..
tidak, aku tidak salah .. karena aku telah mati
-nie-
untuk: lelaki dari masa laluku,
-dalam duamu di istana kaca-
hallo sayang,
bukan salahku jika malam ini aku kembali mengingatmu, salahkan saja hujan yang mendera bumi .. atau bisik rendah suaramu yang menyambangi gendang telingaku beberapa waktu lalu
kadang aku tidak habis pikir, mengapa setiap kedatangan, bahkan kepergianmu selalu dihiasi oleh rintik hujan. Apakah kau berbundakan gerimis dan berayahkan sesosok guntur?
mungkin saja sih .. tapi itu tidak penting buatku, selama kau masih punya daging dan darah.
kau sering bertanya, "kenapa kau memilih jatuh cinta padaku?"
kupakai kata memilih karena aku tau kau tidaklah percaya dengan segala macam hal hal yang berbau serendipity ataupun cinta cinta platonik semacam itu. Kupakai kata memilih untuk mengimbangimu yang selalu berkata bahwa cinta dan pengkhianatan itu pilihan.
Jujur, akupun tidak tau mengapa dulu aku memutuskan untuk jatuh cinta padamu. Yang kutau, mataku tertuju pada sesosok lelaki yang terus saja berlari di tengah derasnya tangis bumi.
Saat kau pergi melepas genggammu pun langit bersedih, awan2 mengenakan pakaian berkabung dan mulai meratap. dan Aku, tidak mengingat ada satu katapun yang kukeluarkan lewat bibirku. setiap pertanyaanku tentang mengapa kau tega menyakitiku kau jawab dengan satu kata ~KHILAF~ ... ya kau khilaf, dan khilafmu mengubah seorang gadis muda menjadi pelacur, dan menjadikan seorang gadis muda menganggap cinta tak lebih dari persundalan yang hipokrit.
Butuh 2 hari untuk menyadari bahwa ini semu abukan lelucon awal bulan april, 1 minggu untuk menyadari bahwa aku bukan saja kehilanganmu, tapi juga sahabat terbaikku, butuh 1 bulan untuk terlepas dari diamku dan mulai menjeritkan caci maki ke hadapan Tuhan, dan butuh 5 taun untuk sekedar menghilangkan rasa, asam dan cinta yang seakan2 berkomplot untuk mengkhianatiku.
Aku tau rasanya menyakiti, rasanya disakiti .. menghianati dan dikhianati.. aku juga tau caranya melukai sambil membebat lukaku sendiri .. tapi percayalah .. tak ada yang pernah sama tanpamu (belum saatnya aku berbicara ttg matahari yang kutemukan di sela pengembaraanku kan?)
aku merayu gerimis, menyetubuhi badai, dan bercumbu dengan topan. Tapi tak ada yang berubah, kau tak kembali .. gerimis membenciku, badai mencampakanku, dan topan mengusirku. Satu2nya yang setia hanyalah pneumonia yang menggerogoti paru2ku.
Sejak saat itu aku benci hujan, malam demi malam kulewati dengan penuh kejijikan mendengar irama langit mengetuk bumi. Entah, hujan selalu membuatku menangis, walau dia menebusnya dengan menyembunyikanku di tengah derainya .. tetap saja, aku benci menangis, dan aku benci sendiri!
Sampai kau datang beberapa waktu lalu, di luar dugaan .. emosiku tidak meledak waktu ku tatap matamu .. ajaib! kusunggingkan sepotong senyum yang hanya dapat kuberikan untukmu dan matahariku ..
hahahaha Tuhan memang ajaib ..dia menghapus setiap sakit hatiku tepat pada saat kau memeluku .. dan aku tidak lagi benci hujan semenjak saat itu, tapi aku benci matahari !!!!! hahahahaaha, bukankah sudah kubilang Tuhan itu ajaib?
Phew .. sudah malam Ris .. langit sudah berubah jadi kelam, tidurlah yang nyenyak sayang .. suatu hari nanti akan ada kuceritakan lagi kisah mengenai percintaanku dengan matahari .. ya .. suatu saat nanti, waktu aku berhasil mengikis setiap hangus yang membakar pori-poriku :)
Teriring doa,
- aku -
wanita dari masa lalumu
-nie-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar