menikamku dari belakang, sedu sedan yang teralienasi waktu. aku butuh tiga puluh episode klasik untuk menerjemahkan belantaramu.
yang tak berdimensi
atau berhalusinasi
sedari pagi ini, kupahat merahmu dengan biruku.
kubingkai biasmu dengan basahku
atau apapun itu, kau tetap riuh rendah tertafsir plot-plot kaku, yang entah untuk apa kudekap sepanjang waktu.
yang menangisi luka
yang mengafani luka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar