Di sebuah Agustus yang merangkak
Di sebuah Agustus yang merangkak
Ada banyak tanya membengkak
Tentang waktu bergulir lambat
detik yang malas berputar
Angin masih berbisik terus
kehati-hatian…..
mungkinkah kematian?
Bandul terlalu menarik maju
Kaki terkekang erat pada nisan
tulisan kaum terkubur
Baunya milik ku
dan mayat-mayat menyingkir
Dan nadi masih berdegup
Otakku bukan milik kaum pemalas
Tapi pusara masih digerayangi belukar
Akankah sebuah mawar ku nanti?
seperti ada yang tertulis :
Cintaku seperti merah, merahnya Mawar
Yang keharumannya memenuhi udara
Ia menuntunku pada cahaya
Bukan kegelapan putus-asa
Atau waktu akan berlari
Dan kau tak ada lagi
19 Agustus 2002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar