ribuan sejarah menentes
dipanasi bulan dibalik awan
bercampur dengan air mancur
dari hati yang berlubang
kenapa kau tombak aku
tepat di dada
terpancang pada dinding waktu
terjala jaring kata
dan kini aku sekarat
di atas matahari barat
tarik nafas yang satu satu
dari atmosfir milikmu
tengkorak berderak derak
didesak kepompong masak
dari ulat mulutmu
saat kau beri aku ciuman rindu
berhenti saja berdetak
darahku teracun biru
gigitan rentang waktu
aku ingin kaku beku.
terlalu, kamu ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar