Permintaan sederhana
tawaku terlihat tangisku didalam
kamu hanya senang luar
luarku terang dalamku kelam
kamu benci malam
Malamku berteman venus
galaksi kau minta
jalanku tidak lah lurus
kau tolak atas nama cinta
Yang aku minta
bukan apa apa
hanya hati ikut kembara
harap temukan savana.
(abis dengerin "Virus", Slank)
31 Oktober 2001
-dek_rrida-
*numpang diposting*
30 Oktober 2001
29 Oktober 2001
aku mencintaimu tanpa tahu mengapa, atau kapan, atau darimana
aku mencintaimu lurus, tanpa macam-macam tanpa kebanggaan
demikianlah aku mencintaimu karena aku tak tahu cara lainnya
dan ini dimana aku tiada, juga kau
begitu dekat sehingga tanganmu di dadaku adalah tanganku
begitu dekat sehingga ketika matamu terpejam akupun jatuh tertidur
-Pablo Neruda
nyoba2 nerjemahin sonetanya neruda bareng ting
aku mencintaimu lurus, tanpa macam-macam tanpa kebanggaan
demikianlah aku mencintaimu karena aku tak tahu cara lainnya
dan ini dimana aku tiada, juga kau
begitu dekat sehingga tanganmu di dadaku adalah tanganku
begitu dekat sehingga ketika matamu terpejam akupun jatuh tertidur
-Pablo Neruda
nyoba2 nerjemahin sonetanya neruda bareng ting
28 Oktober 2001
Sonnets XVII
I do not love you as if you were salt-rose, or topaz,
or the arrow of carnations the fire shoots off.
I love you as certain dark things are to be loved,
in secret, between the shadow and the soul.
I love you as the plant that never blooms
but carries in itself the light of hidden flowers;
thanks to your love a certain solid fragrance,
risen from the earth, lives darkly in my body.
I love you without knowing how, or when, or from where.
I love you straightforwardly, without complexities or pride;
so I love you because I know no other way
than this: where I does not exist, nor you,
so close that your hand on my chest is my hand,
so close that your eyes close as I fall asleep.
Pablo Neruda
I do not love you as if you were salt-rose, or topaz,
or the arrow of carnations the fire shoots off.
I love you as certain dark things are to be loved,
in secret, between the shadow and the soul.
I love you as the plant that never blooms
but carries in itself the light of hidden flowers;
thanks to your love a certain solid fragrance,
risen from the earth, lives darkly in my body.
I love you without knowing how, or when, or from where.
I love you straightforwardly, without complexities or pride;
so I love you because I know no other way
than this: where I does not exist, nor you,
so close that your hand on my chest is my hand,
so close that your eyes close as I fall asleep.
Pablo Neruda
Mereka setia... padahal aku manusia
Ku kunjungi taman itu lagi
kali ini pagi pagi
ufuk timur dihiasi mentari
bumi pun bernyanyi
Ayam jago terbang ke dahan
kokoknya setia
temani munculnya teman bulan
padahal aku manusia
Burung cipta lagu pagi
mereka pun setia
sambut sinar mandikan bumi
padahal aku manusia
Aku ternyata manusia celaka
liat abu suram semata
hal hal sederhana terlupa
merasa hidup, padahal alpa
Ayam jago dan burung-burung
terima kasihku bergunung gunung
Tuhan,
(entah kenapa aku ingat Engkau ... :( )
kemana anak kecil ku ?
Kenapa dewasa
menjauhkan alam dan diriMu ?
padahal aku manusia.
Ku kunjungi taman itu lagi
kali ini pagi pagi
ufuk timur dihiasi mentari
bumi pun bernyanyi
Ayam jago terbang ke dahan
kokoknya setia
temani munculnya teman bulan
padahal aku manusia
Burung cipta lagu pagi
mereka pun setia
sambut sinar mandikan bumi
padahal aku manusia
Aku ternyata manusia celaka
liat abu suram semata
hal hal sederhana terlupa
merasa hidup, padahal alpa
Ayam jago dan burung-burung
terima kasihku bergunung gunung
Tuhan,
(entah kenapa aku ingat Engkau ... :( )
kemana anak kecil ku ?
Kenapa dewasa
menjauhkan alam dan diriMu ?
padahal aku manusia.
aku ingin melukis jiwamu dengan segala kata yang ada padaku. sewaktu kau tatap debu di jalanan dan mencoba merasakan debu itu menjadi kau. di persimpangan kiri jalanan...
atau sewaktu sepatu-sepatu hitam itu menendang dirimu dan jaket hijaumu terhiaskan bercak-bercak merah. aku masih mencoba melukismu. jatuh dan marah.
semuanya ada padaku, sewaktu kita menjadi dekat hanya dengan runtuhan-runtuhan isi hati. aku dan kau hanya berdiri di masing-masing pelabuhan. menunggu kapal masing-masing datang menjemput.
dunia kita yang sama-sama abu-abu berkelip dengan warna-warna. datang dan pergi. hingga tak tersisa kata-kata dan hanya kesunyian abadi menghiasi suasana. kita tiba-tiba menemukan kedamaian di antara kematian.
atau sewaktu sepatu-sepatu hitam itu menendang dirimu dan jaket hijaumu terhiaskan bercak-bercak merah. aku masih mencoba melukismu. jatuh dan marah.
semuanya ada padaku, sewaktu kita menjadi dekat hanya dengan runtuhan-runtuhan isi hati. aku dan kau hanya berdiri di masing-masing pelabuhan. menunggu kapal masing-masing datang menjemput.
dunia kita yang sama-sama abu-abu berkelip dengan warna-warna. datang dan pergi. hingga tak tersisa kata-kata dan hanya kesunyian abadi menghiasi suasana. kita tiba-tiba menemukan kedamaian di antara kematian.
24 Oktober 2001
kami bermain-main disini
melempar kata
meracau tawa
mengaduk tangis
kami bermain-main disini
dengan kata-kata
kami, kata dan itu saja:)
melempar kata
meracau tawa
mengaduk tangis
kami bermain-main disini
dengan kata-kata
kami, kata dan itu saja:)
kalau ada
kalau ada yang berkata kepadamu:
"aku ingin mencintaimu secara sederhana..."
maka kini dengarkanlah:
"aku ingin mencintaimu secara
bermewah-mewahan,
dengan gemerlapan, dan akan
kuambil bintang di langit sana; kupecah dua
separuh untukmu-separuh untukku"
kalau ada yang berkata kepadamu:
"aku ingin mencintaimu secara sederhana..."
dengarkanlah aku:
"aku ingin mencintaimu secara berlebihan
dengan cinta yang belum pernah orang
lain berikan di dunia ini kepada siapapun"
kalau ada yang berkata kepadamu:
"aku ingin mencintaimu secara sederhana..."
maka kini dengarkanlah:
"aku ingin mencintaimu secara
bermewah-mewahan,
dengan gemerlapan, dan akan
kuambil bintang di langit sana; kupecah dua
separuh untukmu-separuh untukku"
kalau ada yang berkata kepadamu:
"aku ingin mencintaimu secara sederhana..."
dengarkanlah aku:
"aku ingin mencintaimu secara berlebihan
dengan cinta yang belum pernah orang
lain berikan di dunia ini kepada siapapun"
23 Oktober 2001
Disini Aku Mencintaimu
Pablo Neruda
Disini aku mencintaimu
Di dalam hutan kayu pinus angin berhembus dengan sendirinya
Bulan bersinar seperti phospor pada air pengembara.
Berhari-hari, semua yang sejenis, berlari saling berkejaran
Salju terbuka dalam figur-figur tarian.
Burung camar keperakan menukik dari Barat.
kadang-kadang kapal. Tinggi, bintang-bintang yang tinggi.
Oh salib hitam kapal itu.
Sendiri.
Terkadang aku bangun pagi dan jiwaku pun basah.
Jauh sekali laut berbunyi dan bergema
Ini adalah pelabuhan.
Disini aku mencintaimu.
Disini aku mencintaimu dan horison menyembunyikanmu dalam kesirnaan
Aku masih mencintaimu di antara semua yang dingin ini.
Kadang ciuman-ciumanku pergi bersama kapal-kapal itu.
menyebrangi lautan tidak menuju ke suatu arah.
Aku melihat diriku terlupakan seperti jangkar-jangkar tua itu.
Dermaga-dermaga membuat sedih ketika senja bertambat disitu.
Hidupku berjalan dengan keletihan, lapar tanpa ada tujuan.
Aku mencintai apa yang tak kumiliki. Kau terlalu jauh.
Bebanku dihindarkan dengan sinar yang redup.
Tetapi malam datang dan bernyanyi untukku.
Bulan memutarkan mimpi hari-hari.
Bintang-bintang terbesar melihat padaku dengan kedua matamu.
Dan sewaktu aku mencintaimu, kayu-kayu pinus di antara angin
ingin menyanyikan namamu dengan daun-daunnya yang terhubung dengannya.
-terjemahan gue (dibantu chea):D
Pablo Neruda
Disini aku mencintaimu
Di dalam hutan kayu pinus angin berhembus dengan sendirinya
Bulan bersinar seperti phospor pada air pengembara.
Berhari-hari, semua yang sejenis, berlari saling berkejaran
Salju terbuka dalam figur-figur tarian.
Burung camar keperakan menukik dari Barat.
kadang-kadang kapal. Tinggi, bintang-bintang yang tinggi.
Oh salib hitam kapal itu.
Sendiri.
Terkadang aku bangun pagi dan jiwaku pun basah.
Jauh sekali laut berbunyi dan bergema
Ini adalah pelabuhan.
Disini aku mencintaimu.
Disini aku mencintaimu dan horison menyembunyikanmu dalam kesirnaan
Aku masih mencintaimu di antara semua yang dingin ini.
Kadang ciuman-ciumanku pergi bersama kapal-kapal itu.
menyebrangi lautan tidak menuju ke suatu arah.
Aku melihat diriku terlupakan seperti jangkar-jangkar tua itu.
Dermaga-dermaga membuat sedih ketika senja bertambat disitu.
Hidupku berjalan dengan keletihan, lapar tanpa ada tujuan.
Aku mencintai apa yang tak kumiliki. Kau terlalu jauh.
Bebanku dihindarkan dengan sinar yang redup.
Tetapi malam datang dan bernyanyi untukku.
Bulan memutarkan mimpi hari-hari.
Bintang-bintang terbesar melihat padaku dengan kedua matamu.
Dan sewaktu aku mencintaimu, kayu-kayu pinus di antara angin
ingin menyanyikan namamu dengan daun-daunnya yang terhubung dengannya.
-terjemahan gue (dibantu chea):D
Cintaku
Dengarkan air hujan
jatuhi tanah
setelah mengembarai
udara dingin tak bermatahari
lihatlah pelangi
melukis biru muda langit
tercipta setelah badai
tangis hujan gerimis
pandangilah bunga melati
merah darah mawar menanti
kupu kupu yang datang menghampiri
tak perduli pada sang duri
lihat, rasa dan raba dengan hati
hirup dengan nafas yang sekarat
kau akan dapati,
sayang ....
cintaku
tlah terbahasakan tepat.
no 2 : Kangen
Mencintaimu
seperi berjalan menembus kabut
di taman bunga berpadang rumput
setiap langkah kaki
memberikan keindahannya sendiri
bunga dan rumput baru
selalu menanti aku
Kadang kulihat engkau jelas
saat kabut tersibak angin keras
sering aku tercekat
Sayang tertutup kelambu alam pekat
Mencintaimu
antarku kepusat bumi
ke keheningan tak bersyarat
panas berbelerang kematian
Mengingatmu
membuat aku benci jarak dan waktu
pun diri sendiri
dalam permusuhan abadi
Disiniku
disanamu
jadilah kita
dalam antara
Memikirkanmu
membuat jatuh tak berujung
menatap ruang dimensi seribu
tersusun dari garis gerak buih terapung
Tidur tidaklah tidur
semua penjuru adalah timur
Tidakkah semua jadi haru biru
jika engkau tidak mencium bibirku ?
??? maksud e' lho opooooooo .....
hihihihihihi ;)
embuhhh ...
:)
no 3 : Masalah tak lagi bermasalah
Saat hujan
di rumah kering
malam ini gelap
dan kilat menyambar terang
angin bergegas ke barat
air tenang berenang ke timur
dia terhenti berteduh
mereka terus bermobil
guruh berteriak perkasa
hati teduh raksasa
periksa badai hati
tertutup awan gelap mati
matahari ternyata di bawah bumi
bulan bintang di atas masih menanti
nafas sering tak disadari
terselimut jam dan hari
sukur pada kekal tak terperi
sadari diri belum mati
sekarang
adalah besok
kemarin
adalah kini
sama
mereka bilang empat jari
lihat muka empunya disela tangan
delapan bias menari
itu bukan angan
melati dari jaya giri
adalah bunga terindah
ketika malam pekat berjaya sendiri
bintang ter terang
adalah sinar cemerlang
sesudah amuk alam lewat terbang
dan kehidupan
tetap berlangsung,
kawan.
Dengarkan air hujan
jatuhi tanah
setelah mengembarai
udara dingin tak bermatahari
lihatlah pelangi
melukis biru muda langit
tercipta setelah badai
tangis hujan gerimis
pandangilah bunga melati
merah darah mawar menanti
kupu kupu yang datang menghampiri
tak perduli pada sang duri
lihat, rasa dan raba dengan hati
hirup dengan nafas yang sekarat
kau akan dapati,
sayang ....
cintaku
tlah terbahasakan tepat.
no 2 : Kangen
Mencintaimu
seperi berjalan menembus kabut
di taman bunga berpadang rumput
setiap langkah kaki
memberikan keindahannya sendiri
bunga dan rumput baru
selalu menanti aku
Kadang kulihat engkau jelas
saat kabut tersibak angin keras
sering aku tercekat
Sayang tertutup kelambu alam pekat
Mencintaimu
antarku kepusat bumi
ke keheningan tak bersyarat
panas berbelerang kematian
Mengingatmu
membuat aku benci jarak dan waktu
pun diri sendiri
dalam permusuhan abadi
Disiniku
disanamu
jadilah kita
dalam antara
Memikirkanmu
membuat jatuh tak berujung
menatap ruang dimensi seribu
tersusun dari garis gerak buih terapung
Tidur tidaklah tidur
semua penjuru adalah timur
Tidakkah semua jadi haru biru
jika engkau tidak mencium bibirku ?
??? maksud e' lho opooooooo .....
hihihihihihi ;)
embuhhh ...
:)
no 3 : Masalah tak lagi bermasalah
Saat hujan
di rumah kering
malam ini gelap
dan kilat menyambar terang
angin bergegas ke barat
air tenang berenang ke timur
dia terhenti berteduh
mereka terus bermobil
guruh berteriak perkasa
hati teduh raksasa
periksa badai hati
tertutup awan gelap mati
matahari ternyata di bawah bumi
bulan bintang di atas masih menanti
nafas sering tak disadari
terselimut jam dan hari
sukur pada kekal tak terperi
sadari diri belum mati
sekarang
adalah besok
kemarin
adalah kini
sama
mereka bilang empat jari
lihat muka empunya disela tangan
delapan bias menari
itu bukan angan
melati dari jaya giri
adalah bunga terindah
ketika malam pekat berjaya sendiri
bintang ter terang
adalah sinar cemerlang
sesudah amuk alam lewat terbang
dan kehidupan
tetap berlangsung,
kawan.
Menggambar dengan kata.
Di belakang ada taman
tua tak diurus.
Bianglala kecil dari kayu dan besi
terhenti kaku seperti disihir
menunggu waktu menghakimi.
Karat sudah tumbuh di sana sini.
Itu untuk besi.
Lumut tidak ketinggalan tumbuh
di bagian yang dari kayu.
Tiga ayunan kecil untuk ayunan kecil
berayun ketika anak anak pedagang
menanti datangnya sore
tanda untuk masuk rumah.
Menghabiskan waktu di suatu taman tua.
Sering ku kunjungi taman itu.
Aku merasa,
akrab.
Dengan bahasa bisu
kami saling mengerti.
Sama sama tua terjajah waktu dan
berubahnya fungsi.
:)
Taman itu aku rasa senang punya teman
selain anak anak itu.
Mungkin aneh
karena dia benda mati
dan aku adalah manusia.
Tapi penampakan luarnya
aku rasa sama dengan penampakan dalamku.
Dia dan aku.
Tidak ada tatapan penghakiman
curiga
bahkan simpati.
Aku yang menghidupkan taman itu.
Menjadikannya teman.
Kami tidak butuh manusia lain
ketika cuma ada dia dan aku.
Dibelakang taman itu ada sebuah lahan tak terpakai
semak dan pohon kecil bebas tumbuh
padahal ada di tengah kota.
Ingin aku ketengah
duduk
berbicara dengan segala mahluk yang ada disitu.
Ranting mati, daun paku pakuan, semut,
tikus, burung, nyamuk, pohon kecil...
apapun.
Kemarin aku liat seekor kucing
keluar dari lahan itu
entah habis apa dia.
Mungkin lapar
karena dia langsung menuju tempat sampah
mencoba cari makanan.
Mungkin dia meninggalkan anaknya di sana
di tempat yang dia temukan
karena alam sudah sediakan buat dia
Enak juga.
Anggota alam.
Aku pun merasa kenal dengan kucing itu.
Entah mengapa.
Walau dia tidak menyadari keberadaanku.
Ayunan itu pun sekarang sering aku duduki.
berayun kedepan kebelakang.
Tidak untuk apa apa dan
bukan untuk siapa siapa.
Hanya berayun.
Dorong dan berayun ...
dorong dan berayun ...
Terkadang kami ditemani bulan dan bintang.
Akhir akhir ini mereka sering bersama kami.
walau sekarang sedang musim hujan.
Bahasa kami adalah bahasa diam
bahasa keberadaan masing masing
kelana kembara pikiran dan hayalan
coba maknai kehidupan dan waktu.
Tidak pernah bosan ke sana
walau aku tau
jarang sekali hati menjadi suka
tapi tidak mengapa
aku hanya suka disana
bukan karena apa apa
bukan karena siapa siapa
Mungkin karena apa dan siapa
yang hendak sementara waktu
tidak mau aku pikirkan
Bahasa diam
Tak perlu aku jadi siapa siapa
tak perlu aku atur muka
atur gerak
atur bicara
Bahasa eksistensi
aku hanya butuh mereka ada
di tempatnya masing masing
dengan akspresi masing masing
menikmati satu sama lain
hanya itu.
Tak jauh dari kami
ada kafe
tempat wanita dan pria
bertukar fungsi dan barang
Barter mutualisme
Suara sumbang sering terdengar
mengiringi musik karaoke
suara alkohol
suara hati tak berhati .
Lagu yang dinyanyikan boleh suka gembira
tapi yang sampai ke aku adalah tangisan
tangisan paling kelam
kepasrahan
kelarutan pada sekelilingnya.
Tidak siapa siapa.
Kata
menggambar taman,
bahkan
aku.
Engkau kau itu , Sayang ?
atau kita ?
Di belakang ada taman
tua tak diurus.
Bianglala kecil dari kayu dan besi
terhenti kaku seperti disihir
menunggu waktu menghakimi.
Karat sudah tumbuh di sana sini.
Itu untuk besi.
Lumut tidak ketinggalan tumbuh
di bagian yang dari kayu.
Tiga ayunan kecil untuk ayunan kecil
berayun ketika anak anak pedagang
menanti datangnya sore
tanda untuk masuk rumah.
Menghabiskan waktu di suatu taman tua.
Sering ku kunjungi taman itu.
Aku merasa,
akrab.
Dengan bahasa bisu
kami saling mengerti.
Sama sama tua terjajah waktu dan
berubahnya fungsi.
:)
Taman itu aku rasa senang punya teman
selain anak anak itu.
Mungkin aneh
karena dia benda mati
dan aku adalah manusia.
Tapi penampakan luarnya
aku rasa sama dengan penampakan dalamku.
Dia dan aku.
Tidak ada tatapan penghakiman
curiga
bahkan simpati.
Aku yang menghidupkan taman itu.
Menjadikannya teman.
Kami tidak butuh manusia lain
ketika cuma ada dia dan aku.
Dibelakang taman itu ada sebuah lahan tak terpakai
semak dan pohon kecil bebas tumbuh
padahal ada di tengah kota.
Ingin aku ketengah
duduk
berbicara dengan segala mahluk yang ada disitu.
Ranting mati, daun paku pakuan, semut,
tikus, burung, nyamuk, pohon kecil...
apapun.
Kemarin aku liat seekor kucing
keluar dari lahan itu
entah habis apa dia.
Mungkin lapar
karena dia langsung menuju tempat sampah
mencoba cari makanan.
Mungkin dia meninggalkan anaknya di sana
di tempat yang dia temukan
karena alam sudah sediakan buat dia
Enak juga.
Anggota alam.
Aku pun merasa kenal dengan kucing itu.
Entah mengapa.
Walau dia tidak menyadari keberadaanku.
Ayunan itu pun sekarang sering aku duduki.
berayun kedepan kebelakang.
Tidak untuk apa apa dan
bukan untuk siapa siapa.
Hanya berayun.
Dorong dan berayun ...
dorong dan berayun ...
Terkadang kami ditemani bulan dan bintang.
Akhir akhir ini mereka sering bersama kami.
walau sekarang sedang musim hujan.
Bahasa kami adalah bahasa diam
bahasa keberadaan masing masing
kelana kembara pikiran dan hayalan
coba maknai kehidupan dan waktu.
Tidak pernah bosan ke sana
walau aku tau
jarang sekali hati menjadi suka
tapi tidak mengapa
aku hanya suka disana
bukan karena apa apa
bukan karena siapa siapa
Mungkin karena apa dan siapa
yang hendak sementara waktu
tidak mau aku pikirkan
Bahasa diam
Tak perlu aku jadi siapa siapa
tak perlu aku atur muka
atur gerak
atur bicara
Bahasa eksistensi
aku hanya butuh mereka ada
di tempatnya masing masing
dengan akspresi masing masing
menikmati satu sama lain
hanya itu.
Tak jauh dari kami
ada kafe
tempat wanita dan pria
bertukar fungsi dan barang
Barter mutualisme
Suara sumbang sering terdengar
mengiringi musik karaoke
suara alkohol
suara hati tak berhati .
Lagu yang dinyanyikan boleh suka gembira
tapi yang sampai ke aku adalah tangisan
tangisan paling kelam
kepasrahan
kelarutan pada sekelilingnya.
Tidak siapa siapa.
Kata
menggambar taman,
bahkan
aku.
Engkau kau itu , Sayang ?
atau kita ?
dalam membayangkan dirinya
sebagai pencipta kata-kata yang
dapat beterbangan. dia sering
membayangkan dirinya sedang berdiri
di tengah Laut Arufuru.
Laut sangat tenang dan
bukan main bening. dari perahunya
dia dapat melihat dasar laut
dengan mudah, seolah mudah pula
baginya menjangkau semua
kekayaan alam di laut.
tapi dia sadar laut sangat dalam,
dan tidak mungkin terjangkau
dasarnya sekalipun dia menyelam.
(Budi Darma, Rafilus)
sebagai pencipta kata-kata yang
dapat beterbangan. dia sering
membayangkan dirinya sedang berdiri
di tengah Laut Arufuru.
Laut sangat tenang dan
bukan main bening. dari perahunya
dia dapat melihat dasar laut
dengan mudah, seolah mudah pula
baginya menjangkau semua
kekayaan alam di laut.
tapi dia sadar laut sangat dalam,
dan tidak mungkin terjangkau
dasarnya sekalipun dia menyelam.
(Budi Darma, Rafilus)
22 Oktober 2001
20 Oktober 2001
19 Oktober 2001
test!
wuaaaaa, heheheh bisa:D
mulai hari ini, kawan-kawan bisa kasih komentar di tiap posting. semoga fitur baru ini bisa membuat kita semua lebih dekat dan mendorong diri kita masing2 untuk terus menulis di situs ini:)
btw, caranya? klik aja commentnya (di halamannya lho bukan di bloggernye) dan selamet berkomentar ria
heheheh:D
wuaaaaa, heheheh bisa:D
mulai hari ini, kawan-kawan bisa kasih komentar di tiap posting. semoga fitur baru ini bisa membuat kita semua lebih dekat dan mendorong diri kita masing2 untuk terus menulis di situs ini:)
btw, caranya? klik aja commentnya (di halamannya lho bukan di bloggernye) dan selamet berkomentar ria
heheheh:D
18 Oktober 2001
kuasa siapa
aku ingin membutakan mataku
karena terlalu banyak hal yg bisa terlihat
yg lantas mengingatkanku kepadamu
aku ingin menulikan telingaku
karena terlalu banyak suara yg bisa terdengar
yg lantas mengingatkanku kepadamu
aku ingin membisukan mulutku
karena terlalu banyak kata yg bisa terucap
yg lantas mengingatkanku kepadamu
aku ingin memenggal kepalaku
karena terlalu banyak pikiran di otakku
yg lantas mengingatkanku kepadamu
aku ingin membuang tanganku
karena terlalu banyak yg bisa tertulis
yg lantas mengingatkanku kepadamu
aku ingin melumpuhkan kakiku
karena terlalu banyak tempat yg terlalui
yg lantas mengingatkanku kepadamu
aku ingin itu...
aku ingin tak punya hati...
agar cinta tak lagi prahara
kuasa siapa?
aku ingin membutakan mataku
karena terlalu banyak hal yg bisa terlihat
yg lantas mengingatkanku kepadamu
aku ingin menulikan telingaku
karena terlalu banyak suara yg bisa terdengar
yg lantas mengingatkanku kepadamu
aku ingin membisukan mulutku
karena terlalu banyak kata yg bisa terucap
yg lantas mengingatkanku kepadamu
aku ingin memenggal kepalaku
karena terlalu banyak pikiran di otakku
yg lantas mengingatkanku kepadamu
aku ingin membuang tanganku
karena terlalu banyak yg bisa tertulis
yg lantas mengingatkanku kepadamu
aku ingin melumpuhkan kakiku
karena terlalu banyak tempat yg terlalui
yg lantas mengingatkanku kepadamu
aku ingin itu...
aku ingin tak punya hati...
agar cinta tak lagi prahara
kuasa siapa?
KAU YANG TIDAK MENANGIS
Kau yang tidak menangis, diamlah. Dengarkan tangisku
Yang menjeritkan namamu pada langit yang setinggi itu
Kau yang menangis, menangislah dengan rendah hati
karena tak ada seorang pun yang akan peduli
Kau yang tersedu, ratapi kerinduanmu yang tak kunjung redam
kerna pada dinding kuburku namamu kan dengan jelas terekam
Kau yang tidak menangis, tataplah, diamlah, rendah hatilah
karena antara kita takkan ada batas yang memisah
(Ayip Rosidi)
Kau yang tidak menangis, diamlah. Dengarkan tangisku
Yang menjeritkan namamu pada langit yang setinggi itu
Kau yang menangis, menangislah dengan rendah hati
karena tak ada seorang pun yang akan peduli
Kau yang tersedu, ratapi kerinduanmu yang tak kunjung redam
kerna pada dinding kuburku namamu kan dengan jelas terekam
Kau yang tidak menangis, tataplah, diamlah, rendah hatilah
karena antara kita takkan ada batas yang memisah
(Ayip Rosidi)
PERTEMUAN
Meniti tasbih
malam pelan-pelan
dan burung pedasih
menggaris gelap di kejauhan
kemudian adalah pesona:
wajahNya tersandar ke kaca jendela
Memandang kita, memandang kita lama-lama
Demikianlah sunyi telah diturunkan
Dan demikian Nabi telah dititahkan
Dan demikian pula manusia
Dikirim ke bumi yang terbentang
Dari sorga
Yang telah ditutupkan. Dan kini tinggallah cinta
memancar-mancar dari sunyi ke jendela
(Goenawan Muhammad)
Meniti tasbih
malam pelan-pelan
dan burung pedasih
menggaris gelap di kejauhan
kemudian adalah pesona:
wajahNya tersandar ke kaca jendela
Memandang kita, memandang kita lama-lama
Demikianlah sunyi telah diturunkan
Dan demikian Nabi telah dititahkan
Dan demikian pula manusia
Dikirim ke bumi yang terbentang
Dari sorga
Yang telah ditutupkan. Dan kini tinggallah cinta
memancar-mancar dari sunyi ke jendela
(Goenawan Muhammad)
17 Oktober 2001
TIGRIS
Sungai demam
Karang lekang
Pasir pecah
pelan-pelan
Gurun mengerang: Babilon!
Defile berjalan
Lalu Tuhan memberi mereka bumi
Tuhan memberi mereka nabi
Antara sejarah
dan sawah
hama
dan Hammurabi
Setelah itu, kita tak akan di sini
Kau dengarkah angin ngakak malam-malam
ketika bulan seperti
susu yang tertikam
ketika mereka memperkosa
Mesopotomia?
Seorang anak berlari, dan seperti dulu
ia pun mencari-cari
kemah di antara pohon-pohon tufah
Jangan menangis.
Belas adalah
Iblis karena Tuhan telah menitahkan airmata
jadi magma, bara yang diterbangkan bersama
belibis, burung-burung sungai yang akan
melempar pasukan revolusi
dengan besi dan api
"Ababil! Ababil!" mereka akan berteriak.
Bumi perang sabil.
Karena itulah, mullah, jubah ini
selalu kita cuci dalam darah di tebing
Tigris yang kalah
Dari Najaf ada gurun. Kita sebrangi
dengan geram dan racun. Dan tiba di Kerbala
akan kita temui pembunuhan
yang lebih purba.
(Ibuku. Seandainya kau tahu kami adalah anak-anakmu)
1986
(Goenawan Mohamad)
Sungai demam
Karang lekang
Pasir pecah
pelan-pelan
Gurun mengerang: Babilon!
Defile berjalan
Lalu Tuhan memberi mereka bumi
Tuhan memberi mereka nabi
Antara sejarah
dan sawah
hama
dan Hammurabi
Setelah itu, kita tak akan di sini
Kau dengarkah angin ngakak malam-malam
ketika bulan seperti
susu yang tertikam
ketika mereka memperkosa
Mesopotomia?
Seorang anak berlari, dan seperti dulu
ia pun mencari-cari
kemah di antara pohon-pohon tufah
Jangan menangis.
Belas adalah
Iblis karena Tuhan telah menitahkan airmata
jadi magma, bara yang diterbangkan bersama
belibis, burung-burung sungai yang akan
melempar pasukan revolusi
dengan besi dan api
"Ababil! Ababil!" mereka akan berteriak.
Bumi perang sabil.
Karena itulah, mullah, jubah ini
selalu kita cuci dalam darah di tebing
Tigris yang kalah
Dari Najaf ada gurun. Kita sebrangi
dengan geram dan racun. Dan tiba di Kerbala
akan kita temui pembunuhan
yang lebih purba.
(Ibuku. Seandainya kau tahu kami adalah anak-anakmu)
1986
(Goenawan Mohamad)
15 Oktober 2001
stasiun-stasiun yang sunyi
tanpa bangku-bangku yang menjadi saksi
apa kita terlalu pagi berdua disini
apa semalam
apa hari-hari kemarin
apa detik-detik ini
di mana kau dan aku masih bisa menari-nari
:dan aku melihat wajahmu di setiap kelebat pepohonan
tiba-tiba perjalanan ini terasa begitu panjang...
bgr-yk, januari 2k1
tanpa bangku-bangku yang menjadi saksi
apa kita terlalu pagi berdua disini
apa semalam
apa hari-hari kemarin
apa detik-detik ini
di mana kau dan aku masih bisa menari-nari
:dan aku melihat wajahmu di setiap kelebat pepohonan
tiba-tiba perjalanan ini terasa begitu panjang...
bgr-yk, januari 2k1
bu, aku cinta ibu!
bu, aku cinta ibu...
ibu tahu, tiap malam sebelum tidur
aku selalu sempat-sempatkan mencuri
pandang ke arah gambar ibu di ruang tengah--aku
ingin sebenarnya membawanya ke dalam kamarku,
tapi pasti bapak marah nanti--
aku cinta ibu,
aku selalu ingat apa kata-kata
terakhirmu sebelum aku tidur--kata-kata
'yang tak pernah berubah sejak dulu--
"jangan lupa, doakan teman-temanmu!"
bu, sungguh bu, aku cinta ibu
bukankah hati itu kecil bu? cuma segenggam..
kalau kau hancurkan, apa jadinya bu...(balas
cintaku yaa...)
bu...aku ingin menikah!
izinkan yaa...
bu, aku cinta ibu...
ibu tahu, tiap malam sebelum tidur
aku selalu sempat-sempatkan mencuri
pandang ke arah gambar ibu di ruang tengah--aku
ingin sebenarnya membawanya ke dalam kamarku,
tapi pasti bapak marah nanti--
aku cinta ibu,
aku selalu ingat apa kata-kata
terakhirmu sebelum aku tidur--kata-kata
'yang tak pernah berubah sejak dulu--
"jangan lupa, doakan teman-temanmu!"
bu, sungguh bu, aku cinta ibu
bukankah hati itu kecil bu? cuma segenggam..
kalau kau hancurkan, apa jadinya bu...(balas
cintaku yaa...)
bu...aku ingin menikah!
izinkan yaa...
13 Oktober 2001
12 Oktober 2001
11 Oktober 2001
Berjalan Ke Barat Waktu Pagi Hari
waktu berjalan ke barat di waktu pagi hari matahari mengikutiku di belakang
aku berjalan mengikuti bayang-bayangku sendiri yang memanjang di depan
aku dan matahari tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang telah menciptakan bayang-bayang
aku dan bayang-bayang tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang harus berjalan di depan
(Sapardi Djoko Damono)
waktu berjalan ke barat di waktu pagi hari matahari mengikutiku di belakang
aku berjalan mengikuti bayang-bayangku sendiri yang memanjang di depan
aku dan matahari tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang telah menciptakan bayang-bayang
aku dan bayang-bayang tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang harus berjalan di depan
(Sapardi Djoko Damono)
10 Oktober 2001
...begitulah. malam ini terlalu dingin
untuk dilewatkan sendirian. maka 'kan kupahami
jika kau menuliskan semuanya itu.
lagi-lagi kau benamkan dirimu...
di sela jiwa yang tak putus-putusnya berharap
penyesalan yang tak tampak
mata sayu yang tak juga merekah
lagi-lagi kau hapus jejak-jejakmu sendiri
di pantai hati milik kita
tak ada lagi kini bintang
tak ada lagi kini ombak
cuma aku!
untuk dilewatkan sendirian. maka 'kan kupahami
jika kau menuliskan semuanya itu.
lagi-lagi kau benamkan dirimu...
di sela jiwa yang tak putus-putusnya berharap
penyesalan yang tak tampak
mata sayu yang tak juga merekah
lagi-lagi kau hapus jejak-jejakmu sendiri
di pantai hati milik kita
tak ada lagi kini bintang
tak ada lagi kini ombak
cuma aku!
08 Oktober 2001
kawan-kawan
hari ini launching karya2 pramoedya ananta toer di TIM
yang diterbitkan ulang:
-arus balik
-cerita dari blora
-percikan revolusi
selamat berburu:)
nb: beliin gueeeeee!!!
hari ini launching karya2 pramoedya ananta toer di TIM
yang diterbitkan ulang:
-arus balik
-cerita dari blora
-percikan revolusi
selamat berburu:)
nb: beliin gueeeeee!!!
"aku akan melakukan segala apa
yang telah engkau ucapkan tadi
dan aku akan menjadikan jiwaku
sebagai sebuah kelambu yang
menyelubungi jiwamu. hatiku akan
menjadi tempat tinggal keanggunanmu
serta dadaku akan menjadi kubur
bagi penderitaanmu. aku akan selalu
mencintaimu...sebagaimana padang rumput
yang luas mencintai musim semi.
aku akan hidup di dirimu laksana bunga-
bunga yang hidup oleh panas matahari.
aku akan menyanyikan namamu
seperti lembah menyanyikan gema lonceng
gereja-gereja di pedesaan. aku akan
mendengar bahasa jiwamu seperti
pantai mendengarkan kisah-kisah
gelombang.aku akan mengingatmu
seperti orang asing yang mengenang
negeri tercintanya, sebagaimana
orang lapar mengingat
pesta jamuan makan, seperti raja
yang turun tahta mengingat
masa-masa kejayaannya, dan
seperti seorang tahanan mengingat
masa-masa kesenangan dan kebebasan.
aku akan mengingatmu sebagaimana
seorang petani yang mengingat
berkas-berkas gandum di lantai
tempat mengiriknya, juga
seperti gembala mengingat
padang rumput yang luas dan
sungai yang segar airnya."
-Sayap Sayap Patah, Khalil Gibran
yang telah engkau ucapkan tadi
dan aku akan menjadikan jiwaku
sebagai sebuah kelambu yang
menyelubungi jiwamu. hatiku akan
menjadi tempat tinggal keanggunanmu
serta dadaku akan menjadi kubur
bagi penderitaanmu. aku akan selalu
mencintaimu...sebagaimana padang rumput
yang luas mencintai musim semi.
aku akan hidup di dirimu laksana bunga-
bunga yang hidup oleh panas matahari.
aku akan menyanyikan namamu
seperti lembah menyanyikan gema lonceng
gereja-gereja di pedesaan. aku akan
mendengar bahasa jiwamu seperti
pantai mendengarkan kisah-kisah
gelombang.aku akan mengingatmu
seperti orang asing yang mengenang
negeri tercintanya, sebagaimana
orang lapar mengingat
pesta jamuan makan, seperti raja
yang turun tahta mengingat
masa-masa kejayaannya, dan
seperti seorang tahanan mengingat
masa-masa kesenangan dan kebebasan.
aku akan mengingatmu sebagaimana
seorang petani yang mengingat
berkas-berkas gandum di lantai
tempat mengiriknya, juga
seperti gembala mengingat
padang rumput yang luas dan
sungai yang segar airnya."
-Sayap Sayap Patah, Khalil Gibran
07 Oktober 2001
Artikel2 tentang Wiji Thukul:
- Seorang Kawan, Wiji Thukul
- Menunggu Thukul Pulang
Sebagian puisi2 Thukul:
- Wiji Thukul, Bukan Kata Baru
- Seorang Kawan, Wiji Thukul
- Menunggu Thukul Pulang
Sebagian puisi2 Thukul:
- Wiji Thukul, Bukan Kata Baru
"aku dibunuh...
ditikam tanpa belati
aku dibunuh...
dicekik kain sutra
aku dibunuh...
dipukul pelan-pelan!"
(dhani ahmad)
senandung bintang senja
membunuhku pelan-pelan
dengan ingatan-ingatan yang serta padanya
rintik-rintik hujan
membunuhku pelan-pelan
dengan rindu-rindu yang terlalu sering berbalas
aku tak ingin mencintaimu!!!
itu saja...tak banyak yg kupinta...
ditikam tanpa belati
aku dibunuh...
dicekik kain sutra
aku dibunuh...
dipukul pelan-pelan!"
(dhani ahmad)
senandung bintang senja
membunuhku pelan-pelan
dengan ingatan-ingatan yang serta padanya
rintik-rintik hujan
membunuhku pelan-pelan
dengan rindu-rindu yang terlalu sering berbalas
aku tak ingin mencintaimu!!!
itu saja...tak banyak yg kupinta...
06 Oktober 2001
05 Oktober 2001
04 Oktober 2001
tarik.... terus tarik...... sampai retas....
tegang... sakit.... munafik....
"egois... egois... penipu", teriakku......
sedih sekali....
namun kusadari... bahwa tidak disadari...
inikah "keterasingan manusia" ?
kapitalisme?
entahlah.....
Carpe Diem 4.10.01 - Icq
*salah satu org baru, minta numpang diposting dulu:)
tegang... sakit.... munafik....
"egois... egois... penipu", teriakku......
sedih sekali....
namun kusadari... bahwa tidak disadari...
inikah "keterasingan manusia" ?
kapitalisme?
entahlah.....
Carpe Diem 4.10.01 - Icq
*salah satu org baru, minta numpang diposting dulu:)
03 Oktober 2001
02 Oktober 2001
Ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke Mekah.
Ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di Miraza.
Tapi aku ingin habiskan waktuku di sisimu, sayangku.
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu.
Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah Mendalawangi.
Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di Danang.
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra.
Tapi aku ingin mati di sisimu, manisku.
Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya.
Tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tahu.
Mari sini sayangku.
Kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku.
Tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung.
Kita tak pernah menanamkan apa-apa, kita tak'kan pernah kehilangan apa-apa.
11 November 1969
Soe Hoek Gie*
*dikutip dari CSD, terbitan LP3ES
Ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di Miraza.
Tapi aku ingin habiskan waktuku di sisimu, sayangku.
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu.
Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah Mendalawangi.
Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di Danang.
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra.
Tapi aku ingin mati di sisimu, manisku.
Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya.
Tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tahu.
Mari sini sayangku.
Kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku.
Tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung.
Kita tak pernah menanamkan apa-apa, kita tak'kan pernah kehilangan apa-apa.
11 November 1969
Soe Hoek Gie*
*dikutip dari CSD, terbitan LP3ES
Sebuah Tanya
akhirnya semua akan tiba
pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku
(kabut tipis pun turun pelan-pelan
di lembah kasih, lembah mendalawangi
kau dan aku tegak berdiri
melihat hutan-hutan yang suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)
apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika kudekap kau
dekaplah lebih mesra, lebih dekat
(lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi
kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya
kau dan aku berbicara
tanpa kata, tanpa suara
ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)
apakah kau masih akan berkata
kudengar derap jantungmu
kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta
(hari pun menjadi malam
kulihat semuanya menjadi muram
wajah-wajah yang tidak kenal berbicara
dalam bahasa yang kita tidak mengerti
seperti kabut pagi itu)
manisku, aku akan jalan terus
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru
1 April 1969
Soe Hoek Gie*
*dikutip dari CSD, terbitan LP3ES
akhirnya semua akan tiba
pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku
(kabut tipis pun turun pelan-pelan
di lembah kasih, lembah mendalawangi
kau dan aku tegak berdiri
melihat hutan-hutan yang suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)
apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika kudekap kau
dekaplah lebih mesra, lebih dekat
(lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi
kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya
kau dan aku berbicara
tanpa kata, tanpa suara
ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)
apakah kau masih akan berkata
kudengar derap jantungmu
kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta
(hari pun menjadi malam
kulihat semuanya menjadi muram
wajah-wajah yang tidak kenal berbicara
dalam bahasa yang kita tidak mengerti
seperti kabut pagi itu)
manisku, aku akan jalan terus
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru
1 April 1969
Soe Hoek Gie*
*dikutip dari CSD, terbitan LP3ES
Langganan:
Postingan (Atom)