di persimpangan kiri jalanan
sekilas tatapanmu mencuri perhatian
yang acuh tak acuh
hilang dalam asap-asap batangan
di persimpangan kiri jalanan
aku mengenal gerak gerikmu
sifat-sifatmu
suaramu yang berapi-api
di persimpangan kiri jalanan
ada yang terbakar
ada yang dibakar
semuanya untuk satu tujuan
di persimpangan kiri jalanan
sore itu
tubuhmu ditemukan
bersimbah genangan merah
di persimpangan kiri jalanan
ada yang terlahir demikian
di antara bunga-bunga bertebaran
sungguh! peluru tak kan membungkam!!
31 Agustus 2001
ada apa dengan kita berdua...?
kau diam... aku pun diam dalam kekalutan perasaan...
curiga... dan takut... itu yang menghantuiku
lalu ke mana ikrar cinta kita dulu?
dan ke mana ungkapan-ungkapan cinta
penuh makna menghias hari?
penatku membuyarkan lamunan...
ternyata aku tergelincir di jari-jari masa lalu
mengingat tentang kita...
dan betapa indah kisah kita...
kau diam... aku pun diam dalam kekalutan perasaan...
curiga... dan takut... itu yang menghantuiku
lalu ke mana ikrar cinta kita dulu?
dan ke mana ungkapan-ungkapan cinta
penuh makna menghias hari?
penatku membuyarkan lamunan...
ternyata aku tergelincir di jari-jari masa lalu
mengingat tentang kita...
dan betapa indah kisah kita...
apa kau bisa mengerti rasa kuatirku? dan apa kau bisa mengerti kejenuhanku?
mudah memang mengatakan sabar, jika pernah kau katakan itu padaku. di saat-saat aku merindukan dirimu di sisiku. dimana kamu? aku selalu bertanya dan bertanya dalam tangis tidurku.
coba bedakanlah dimana perasaanku dan dimana tulisan-tulisanku? tak kau lihatkah itu semua sama?
maafkan aku jika tiba2 aku muak padamu dan juga tulisan-tulisanku. tak adakah tawa diantaranya...cuma sisa-sisa kesenduan keparat!
-sebuah coretan di bulan mei...-
mudah memang mengatakan sabar, jika pernah kau katakan itu padaku. di saat-saat aku merindukan dirimu di sisiku. dimana kamu? aku selalu bertanya dan bertanya dalam tangis tidurku.
coba bedakanlah dimana perasaanku dan dimana tulisan-tulisanku? tak kau lihatkah itu semua sama?
maafkan aku jika tiba2 aku muak padamu dan juga tulisan-tulisanku. tak adakah tawa diantaranya...cuma sisa-sisa kesenduan keparat!
-sebuah coretan di bulan mei...-
Seiring surya menjejak pagi,
Menancapkan kuku-kuku kehidupan,
Meniupkan aroma wangi tetumbuhan,
Menundukkan seribu kepala untuk berucap doa,
Aku ingat kamu!!
Seiring lolongan anjing menyambut malam,
Menggetarkan surya untuk turun ke bumi,
Menggambar kecil-kecil bintang pendamping,
Mendinginkan jiwa dengan purnama sang penunggu malam,
Aku ingat kamu!!
Seiring deru nafas sang pemburu,
Ditengah-tengah rimba hidup yang gelap,
Seiring dengan tangis dan tawa,
Seiring dengan panas dan dingin jiwa-jiwa,
Seiring kicau burung dan letupan-letupan emosi,
Aku ingat kamu!!
Seiring dengan lepasnya jiwa ini,
Menuju luas lapang surga,
Seiring Penguasa Besar memanggil jiwaku,
Dan doa terakhir kepada-Nya terucap….
Aku masih ingat kamu!!
3 Agustus 2000
00:00
For someone who took my soul away!!
Menancapkan kuku-kuku kehidupan,
Meniupkan aroma wangi tetumbuhan,
Menundukkan seribu kepala untuk berucap doa,
Aku ingat kamu!!
Seiring lolongan anjing menyambut malam,
Menggetarkan surya untuk turun ke bumi,
Menggambar kecil-kecil bintang pendamping,
Mendinginkan jiwa dengan purnama sang penunggu malam,
Aku ingat kamu!!
Seiring deru nafas sang pemburu,
Ditengah-tengah rimba hidup yang gelap,
Seiring dengan tangis dan tawa,
Seiring dengan panas dan dingin jiwa-jiwa,
Seiring kicau burung dan letupan-letupan emosi,
Aku ingat kamu!!
Seiring dengan lepasnya jiwa ini,
Menuju luas lapang surga,
Seiring Penguasa Besar memanggil jiwaku,
Dan doa terakhir kepada-Nya terucap….
Aku masih ingat kamu!!
3 Agustus 2000
00:00
For someone who took my soul away!!
30 Agustus 2001
Aku ingin memberikan mata pada perasaan itu
Agar ia melihat binar-binar cinta dimataku
Aku ingin memberikan telinga pada perasaan itu
Agar ia mendengar nyanyian rindu yang kudendangkan
Aku ingin memberikan indra perasa pada perasaan itu
Agar ia merasakan getar-getar dan pahit manisnya cinta
Aku ingin memberikan tangan pada perasaan itu
Agar ia dapat merengkuhku dalam mimpi-mimpi cinta
Aku ingin memberikan kaki pada perasaan itu
Agari ia dapa berlari menyongsong mu diujung jalan itu
Aku ingin memberikan segalanya pada perasaan itu
Karena hanya perasaan itu yang membuatku hidup hingga kini
Agar ia melihat binar-binar cinta dimataku
Aku ingin memberikan telinga pada perasaan itu
Agar ia mendengar nyanyian rindu yang kudendangkan
Aku ingin memberikan indra perasa pada perasaan itu
Agar ia merasakan getar-getar dan pahit manisnya cinta
Aku ingin memberikan tangan pada perasaan itu
Agar ia dapat merengkuhku dalam mimpi-mimpi cinta
Aku ingin memberikan kaki pada perasaan itu
Agari ia dapa berlari menyongsong mu diujung jalan itu
Aku ingin memberikan segalanya pada perasaan itu
Karena hanya perasaan itu yang membuatku hidup hingga kini
29 Agustus 2001
28 Agustus 2001
entah kenapa aku masih begitu tergetar...
saat ku pandang raut wajah coretan-coretan dinding itu
ada ruh dan rasa yang masih tersimpan di sana
diam... dalam putaran waktu penuh penantian
kesempurnaannya membuatku terlelap...
dalam bimbang... tanpa pegangan...
dan saat aku jatuh...
masih kurasakan rasa sakit itu
membekas di ujung nadi-nadi hidupku
tak terobati... tak terkatakan...
masih menyisakan rahasia... di antara kita...
saat ku pandang raut wajah coretan-coretan dinding itu
ada ruh dan rasa yang masih tersimpan di sana
diam... dalam putaran waktu penuh penantian
kesempurnaannya membuatku terlelap...
dalam bimbang... tanpa pegangan...
dan saat aku jatuh...
masih kurasakan rasa sakit itu
membekas di ujung nadi-nadi hidupku
tak terobati... tak terkatakan...
masih menyisakan rahasia... di antara kita...
27 Agustus 2001
kau tak akan ada di sana...
saat mentari bersinar cerah... saat paduan suara jiwa bernyanyi...
satu per satu kata terucap dari bibirmu di antara serat-serat jaman
mengalir deras bagai sungai yang menghanyutkan
namun hanya satu makna yang aku cerna...
kau tak akan ada di sana...
kala gembira menyapa lembut wajah nurani...
saat mentari bersinar cerah... saat paduan suara jiwa bernyanyi...
satu per satu kata terucap dari bibirmu di antara serat-serat jaman
mengalir deras bagai sungai yang menghanyutkan
namun hanya satu makna yang aku cerna...
kau tak akan ada di sana...
kala gembira menyapa lembut wajah nurani...
26 Agustus 2001
25 Agustus 2001
mereka bercerita kepadaku tentang mimpi di siang hari
mimpi yang menjadi-jadi dan selalu terjadi
mereka bercerita kepadaku tiada henti
setiap kali isinya terbagi-bagi
mereka bercerita kepadaku melalui hati
dan aku merenungi diri, mencoba menyelesaikan teka teki
dari dongeng-dongeng utopia peradaban kini
mimpi yang menjadi-jadi dan selalu terjadi
mereka bercerita kepadaku tiada henti
setiap kali isinya terbagi-bagi
mereka bercerita kepadaku melalui hati
dan aku merenungi diri, mencoba menyelesaikan teka teki
dari dongeng-dongeng utopia peradaban kini
22 Agustus 2001
20 Agustus 2001
19 Agustus 2001
kunanti kau di tempat itu...
ini pertama kalinya buat kita... kita berdua...
setengah jam sudah aku menanti... kau tak kunjung tiba...
telpon genggamku berbunyi... semoga darimu...
tepat seperti dugaanku
kau berkata dengan nada suara tak menentu
aku terdiam saat kutangkap isi kata-katamu...
"Maafkan aku... Aku masih setia pada kekasihku..."
ini pertama kalinya buat kita... kita berdua...
setengah jam sudah aku menanti... kau tak kunjung tiba...
telpon genggamku berbunyi... semoga darimu...
tepat seperti dugaanku
kau berkata dengan nada suara tak menentu
aku terdiam saat kutangkap isi kata-katamu...
"Maafkan aku... Aku masih setia pada kekasihku..."
17 Agustus 2001
segalanya...segalanya
segalanya yang ada akan hilang
musnah sebentar lagi...
tak lama lagi!
mawar itu pun kini sudah
tak ada lagi...entah kemana (dan kenapa)
lalu meja yg terus bergoyang dan
kendang yg ditabuh-tabuh...
hilang semua...kembali sunyi
sementara angin...cuma lalu
tak berbekas
tak bersisa
cuma lalu...
apakah memang perlu suatu
penjelasan...tentang hidup?
kehidupan? kemanusiaan?
atau tentang seseorang yg
tak bisa tidur karena tak ada tempat??
entahlah...semua cuma lalu
hidup, kehidupan, kemanusiaan,
kematian, kecintaan, kerinduan
tak berbekas tak bersisa
mirip-mirip angin siang ini
terasa dingin...sudah itu panas lagi!
segalanya yang ada akan hilang
musnah sebentar lagi...
tak lama lagi!
mawar itu pun kini sudah
tak ada lagi...entah kemana (dan kenapa)
lalu meja yg terus bergoyang dan
kendang yg ditabuh-tabuh...
hilang semua...kembali sunyi
sementara angin...cuma lalu
tak berbekas
tak bersisa
cuma lalu...
apakah memang perlu suatu
penjelasan...tentang hidup?
kehidupan? kemanusiaan?
atau tentang seseorang yg
tak bisa tidur karena tak ada tempat??
entahlah...semua cuma lalu
hidup, kehidupan, kemanusiaan,
kematian, kecintaan, kerinduan
tak berbekas tak bersisa
mirip-mirip angin siang ini
terasa dingin...sudah itu panas lagi!
16 Agustus 2001
13 Agustus 2001
11 Agustus 2001
02 Agustus 2001
Langganan:
Postingan (Atom)